|
Biasworo Adisuyanto Aka Bersama Pak GUN dengan Jas warna biru dan ketiga atlet senam Indonesia, Dewi Prahara, Nevi, dan Wulandari pada saat berlatih di ONETY, ROMANIA 2005 |
Biasworo Adi, yang saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Penyusunan Program pada Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, sangat dekat dengan dunia olahraga. Hal ini wajar, mengingat bahwa yang Biasworo Adi lakukan sejak kecil sampai dengan sekarang punya pengalaman yang sangat menarik yang tidak jauh dengan dunia olahraga. Bahkan ketika sejak awal masuk sebagai karyawan Dispora Provinsi Jawa Timur, Biasworo Adi ditempatkan pada Bidang Pengembangan Olahraga selama kurang lebih 16 tahun, dan 1 (satu) tahun sebagai Kepala Seksi Wawasan dan Kreativitas Pemuda, saat kisah ini ditulis berpindah tugas sebagai Kepala Sub Bagian Penyusunan Program DISPORA Provinsi Jawa Timur hingga sekarang (5/5/2016). Kisah ini ditulis dan menjadi bagian pada blogspot ini sebenarnya sudah cukup lama, tetapi tidak berani untuk dipublikasikan sebagai catatan pribadi. KIsah pendek sebagai catatan pribadi ini ditulis ketika itu dengan tujuan sebagai catatan kecil yang akan menjadi jejak menarik sejak Biasworo Adi masih kecil hingga sekarang. Adapun catatan kecil yang pernah ia tulis secara sederhana adalah dalam kisah di bawah ini.
Sepengetahuan Adi kecil sejak dilahirkan sampai dengan menginjak usia 11 tahun, tidak terlalu gemar dengan melakukan gerak fisik yang berlebihan. Apalagi mengikuti program latihan rutin salah satu cabang olahraga. Selain kedua orang tuanya tidak ada yang gemar berolahraga, juga disebabkan diseputaran rumah tidak ada lokasi berolahraga. Ketika itu, kedua orang tua Adi kecil selalu berpindah rumah. Karena Ayahanda Adi kecil bekerja di Kereta Api. Adi kecil dilahirkan pada tanggal 25 Juni 1964, ketika itu kedua orang tuanya menempati rumah dinas Kereta Api di Jl. Stasiun No. 1 Cirebon. Keberadaan kedua orang tuanya di Kota Cirebon ini juga tidak lama, kurang lebih sampai dengan usia Adi kecil menginjak 3 tahun. Ketika Adi kecil berusia 4 tahun, orang tua dipindah tugaskan di PJKA Jakarta dan bertempat tinggal di Jl. Rawamangun Jakarta. Kemudian ketika Adi kecil usia 5 tahun, ke dua orang tua bersama seorang kakak dan seorang adik pindah lagi ke Purwakarta, Jawa Barat. Usia 7 tahun saat masuk Sekolah Dasar, Adi kecil mengikuti kepindahan orang tuanya ke Jalan Teluk Buyung, di Kota Bandung, Jawa Barat hingga usia 9 tahun (sampai kelas 3 SD, yiatu di SD Kresna Bandung). Saat kelas 4 SD pada usia 10 tahun mengikuti lagi kepindahan orang tua ke Jl. Bromo – Jember, Jawa Timur. Di Kota Jember tidak lama, hanya 1 tahun, kemudian pindah lagi ke Kota Surabaya. Di Kota Surabaya menempati rumah dinas Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) di Jalan Gunung Sari No. 18 Surabaya. Karena mencari sekolah sangat sulit dan yang terdekat dengan lokasi rumah adalah sekolah swasta, maka Adi kecil oleh orang tuanya dimasukan ke Sekolah Dasar Katolik "SANTO YOSEF" yang berlokasi tidak berjauhan dengan tempat tinggal dan bersebelahan dengan Terminal BUS Joyoboyo Surabaya. Di sekolah tersebut Adi kecil tIdak mempunyai teman yang seagama dengannya, rata-rata teman-temannya beragama selain Islam. Saat kenaikan kelas 5, yaitu pada tahun 1974 Orang tua Adi kecil dipindah tugaskan lagi ke DIPO Kereta Api Sidotopo dan bertempat tinggal di Jalan Sidotopo Lor No. 41 Surabaya. Akhirnya Adi kecilpun harus pindah sekolah untuk mendakatkan diri dengan lokasi rumah, sebagai pilihan terdekat adalah Sekolah Dasa (SD) Negeri Simokerto 1 Surabaya.
Semenjak sering mengikuti orang tua pindah rumah yang diakibatkan tugas dalam bekerja, Adi kecil sulit membaur dengan kondisi lingkungan masyarakat sekitar. Selain tidak mengenal lingkungan rumah, juga berdampak tidak mempunyai teman atau sahabat dekat. Kondisi seperti ini mengakibatkan lemahnya mental bersosialisasi dengan teman-teman sebaya. Aktivitas rutin selain sekolah, Adi kecil hanya bermain setiap sore diseputar halam rumah pada saat sore hari. Kalau tidak petak umpet, Adi kecil sering diajak bermain kelereng, benteng-bentengan dan beberapa permainan tempo dulu lainnya bersama temannya.
Sebenarnya Adi kecil ketika usia 10 tahun (kelas 4 SD) gemar bermain tenis meja, tetapi diinternal rumah. Kebutulan saat menempati rumah dinas di Jalan Bromo No. 14 Jember, Ayahanda Adi kecil mendapat bantuan 1 (satu) unit meja pimpong (tenis meja). Kedua orang tua tidak menganjurkan semua putra-putranya bermain di luar, maka meja pimpong yang ada di rumah dimanfaatkan secara baik sebagai pengisi waktu luang. Berbeda dengan kakak dan adik-adiknya yang tidak terlalu suka dengan permainan pimpong, Adi kecil begitu menyukai permainan ini dan hampir setiap pulang dari sekolah teman-teman sepermainannya selalu diajak bermain. Setiap orang yang melihat permainan Adi kecil menilai bahwa Adi kecil berbakat dalam permainan pimpong (tenis meja), tetapi karena tidak ada yang menyalurkan bakat tersebut dan disekolah juga tidak ada guru yang mengarahkan, maka bakat yang dimiliki Adi kecil tidak menjadi sebuah prestasi yang membanggakan.
Bukan berarti Adi kecil selalu sakit dan tidak punya kemampuan gerak aktif, tetapi kesempatan untuk melakukan gerak aktif tersebut tidak ada yang mengarahkan. Bahkan, ketika Adi kecil berada di kelas 5 di Sekolah Dasar Katolik "Santo Yosef", Joyoboyo Surabaya, kegemarannya bermain tenis meja terkesan pupus, karena tidak ada sarana pendukungnya. Kegemaran berolahraga berubah dengan diperkenalkannya permainan kasti oleh gurunya di Sekolah Dasar (SD) Katolik Santo Yosef. Kasti merupakan permainan bola kecil mirip dengan softball atau base ball. Kesukaannya dengan permainan Kasti disebabkan karena jadwal olahraga di sekolah selalu yang diberikan oleh guru olahraganya adalah permainan Kasti. Ketepatan memukul bola (saat itu yang dipergunakan adalah bola tenis) dengan tongkat pemukul, diakui oleh seluruh teman-teman paling handal. Karena setiap kali lemparan bola kepadanya selalu dapat di pukul balik secara baik olehnya. Tidak hanya itu, ketika berlaripun Adi kecil sangat gesit dan cepat. TIdak jarang tim regu dimana Adi kecil berada selalu mendapatkan kemenangan.
Tidak hanya permainan Kasti yang menjadi kegemaran Adi kecil ketika menginjak usia 11 tahun. Tetapi di luar aktivitas sekolah, Adi kecil mengikuti kegiatan renang di Kolam Renang Hayam Wuruk, Jl. Hayam Wuruk Surabaya (dekat komplek Makodam V/Brawijaya). Kegiatan olahraga renang yang diikuti Adi kecil terlihat lebih serius dibandingkan dengan aktivitas olahraga lainnya yang pernah dilakukan. Keiikutsertaan Adi kecil dengan kegiatan olahraga renang merupakan awal aktivitas serius yang diikuti. Karena ditangani dalam sebuah pembinaan klub renang Hayam Wuruk, dan pelatih yang menangani ketika itu 2 (dua) orang pelatih asing dari Belanda yang kebetulan sudah lama bertempat tinggal di Kota Surabaya.
Sangat disayangkan, keikutsertaan penanganan olahraga renang dalam binaan sebuah klub tidak dapat berjalan lama dan belum menunjukan prestasi apapun dalam sebuah turnamen/kejuaraan. Ketika menginjak kelas 6 SD, Adi kecil harus pindah sekolah lagi ke sekolah yang berbeda walaupun masih tetap di Kota Surabaya. Walaupun pekerjaan Ayahanda Adi kecil tidak berpindah kantor, tetapi mendapatkan rumah yang dekat dengan lokasi dimana kantor berada. Ayahanda Adi kecil ketika itu mendapat rumah dinas berada di Jalan Sidotopo Lor 41 Surabaya, sedangkan keberadaan kantor Ayahanda Adi kecil berada di DIPO Sidotopo Surabaya. Secara otomatis sekolahpun pindah dan masuk ke SD Negeri Simokerto I Surabaya.
Cabang olahraga renangpun pada akhirnya ia tinggalkan karena pindah rumah dan sekolah. Tetapi ketika masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), Adi kecil diterima di SMP Negeri 8 Surabaya, Jl. Bungur Surabaya. Beragam aktivitas olahraga diberikan kepada seluruh siswa SMP Negeri 8 Surabaya sebagai materi olahraga. Sedangkan ekstrakulikuler olahraga, sejak kelas 1 (satu) Adi kecil memilih cabang olahraga renang, dibandingkan cabang olahraga lain sebagai pilihan. Jadwal berlatih renang sebagai ekstrakulikuler SMP Negeri 8 Surabaya, yaitu satu minggu satu kali setiap hari selasa sore pukul 15.00 – 17.00 di Kolam Renang Tegalsari Surabaya. Jadwal latihan yang minim ini tidak berdampak peningkatan prestasi di cabang olahraga renang. Selain itu, program yang diberikan kepada seluruh siswa tidak mengarah kepada program latihan prestasi tetapi lebih bersifat bermain. Aktivitas berenang sambil bermain ini hingga usia Adi kecil menginjak akhir kelas 2 (dua).
Kelas 3 SMP, Adi kecil menyusul kedua orang tua dan saudara-saudaranya ke Kota Padang, Sumatera Barat yang sudah mendahului kepindahannya satu tahun sebelumnya. Di Kota Padang, Adi kecil diterima di SMP Negeri 9 Padang, Jl. Alang Lawas Kota Padang. Di Sekolah inilah Adi kecil menemukan bakat yang sebenarnya di bidang olahraga. Karena berbagai cabang olahraga pernah ia ikuti walaupun tidak sepenuhnya, tetapi berdampak kepada kemampuan yang lebih di bidang olahraga dibandingkan dengan teman-temannya di SMP Negeri 9 Padang. Setiap kali mengikuti pelajaran olahraga, Adi kecil selalu yang menonjol dibandingkan dengan teman-temannya se sekolah. Bahkan pernah oleh guru olahraganya Adi kecil dikirim sebagai tim tenis meja mewakili sekolah untuk mengikuti lomba antar sekolah se Kota Padang. Walaupun tidak memperoleh peringkat juara, namun Adi kecil tetap diperhitungkan sebagai lawan yang cukup berat.
Selain tenis meja, Adi kecil juga menonjol di nomor lompat jauh dan lompat tinggi. Hal tersebut diketahui ketika pelajaran olahraga atletik diberikan oleh guru olahraganya. Nilainya selalu menonjol dibandingkan teman-temannya di sekolah. Bahkan tanpa ada yang memberikan latihan dari siapapun, Adi kecil mampu melakukan tiger sprong secara baik dan melakukan gerak salto (berputar di udara). Walaupun gerakannya tidak sempurna, tetapi Adi kecil dapat melakukan gerakan tersebut secara tepat dan dapat memukau teman-temannya. Selain gerakan salto, Adi kecil juga mampu melakukan gerakan berdiri di tangan (handstand). TIdak hanya berdiri di tangan, tetapi juga mampu berjalan dengan tangan dengan kedua kaki di atas. Adi kecil semula tidak tahu jenis cabang olahraga apa dari gerakan-gerakan tersebut yang dapat ia lakukan. Tetapi setelah Adi kecil dewasa, baru mengetahui bahwa gerakan-gerakan tersebut adalah termasuk bagian dari cabang olahraga senam.
Guru olahraganya menanyakan kemampuan melakukan gerakan salto, berdiri dengan tangan dan lain-lainnya belajar dari siapa dan dimana, dengan lugas Adi kecil menjawab belajar sendiri tanpa ada yang melatih. Hal ini tentunya membuat sang guru olahraga terkejut, bagaimana mungkin tanpa ada yang memberi latihan gerakan seperti itu, tetapi dapat dilakukan dengan berani. Atas dasar bakat yang dimiliki Adi kecil, guru olahraga SMP Negeri 9 Padang tersebut merasa suka dan menganjurkan kepada Adi kecil untuk belajar lebih baik di salah satu klub senam. Klub Senam tersebut ada di Kota Padang dalam penanganan pelatih senam yang berpengalaman. Akhirnya, Adi kecil masuk dalam penanganan pelatihan cabang olahraga senam secara teratur. Adapun klub senam yang menjadi tempat latihan cabang olahraga senam adalah di Aula Sekolah Tinggi Olahraga (STO) Padang. dan ditangani secara langsung oleh Bapak Amin Leo (pelatih awal Abang Saiful Nazar, pesenam legendaris Indonesia dari Kota Padang)
Pada klub senam inilah, Adi kecil mulai terlihat bakatnya secara baik. Walaupun usia awal berlatih dan mengenal cabang olahraga senam ini terbilang terlambat. Tetapi Adi kecil mampu mengikuti semua materi latihan secara baik, dan mampu melampaui kemampuan atlet-atlet senam lainnya yang sudah berlatih cukup lama. Dari cabang olahraga Senam inilah Adi kecil mengenal awal mulanya berlatih olahraga prestasi secara baik dan benar. Berbagai kejuaraanpun ia ikuti dengan hasil yang sangat menggembirakan, yaitu peringkat pertama di Kejuaraan Senam se Sumatera Barat pada tahun 1980 – 1982. Bahkan pada tahun 1982, Adi kecil pernah diikutsertakan mewakili Provinsi Sumatera Barat pada pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) di Jakarta. Selanjutnya, sampai dengan sekarang dunia olahraga senam merupakan bagian hidup yang tidak terpisahkan. Pengalaman demi pengalaman ia capai secara baik, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri. Negara-negara yang pernah ia datangi dalam kegiatan olahraga senam ini diantaranya adalah : Malaysia di Kualalumpur (tujuh kali), Thailand di Kota Bangkok (dua kali) dan Chiang May, China di Kota Guang Zo, Myanmar, Moskow (Rusia), Moldova, Romania di Kota Onesty, QARTAR di Kota Doha, dan Bulgaria di Kota Varna.
|
Di ROMANIA |
|
TRY OUT DI ROMANIA |
|
SEBAGAI NARASUMBER PELATIHAN PELATIH SENAM TINGKAT NASIONAL |
|
SEBAGAI NARASUMBER PELATIHAN PELATIH SENAM TINGKAT NASIONAL |
|
SEBAGAI KETUA BIDANG BINPRES KONI KOTA SURABAYA PERIODE 2013 s/d 2017 |
|
DI MOSCOW 2005 |
|
DI KEJUARAAN TINGKAT NASIONAL RUSIA DI MOSCOW 2005 |
|
DI KEJUARAAN TINGKAT NASIONAL RUSIA DI MOSCOW 2005 |
|
SEBAGAI NARASUMBER PELATIHAN PELATIH SENAM TINGKAT NASIONAL TAHUN 2014 |
|
SEBAGAI KETUA UMUM PERSANI KOTA SURABAYA (2006 s/d 2009 dan 2009 s/d 2013) |
|
DI LAUT HITAM BULGARIA |
|
SISTER CITY DI BULGARIA |
|
BERSAMA WAKIL WALIKOTA VARNA BULGARIA 2012 |
|
BERSAMA WAKIL WALIKOTA VARNA BULGARIA 2012 |
|
BERSAMA WAKIL WALIKOTA VARNA BULGARIA 2012 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar