Kamis, 31 Juli 2014

Sister City, Kunjungan Fasilitas Olahraga dan Rekreasi

Kunjungan delegasi sister city Surabaya yang tidak kalah pentingnya adalah ketika mengunjungi beberapa vasilitas yang dimiliki Kota Varana. Biasworo Adi sebagai salah satu dari delegasi Kota Surabaya mengagumi area fasilitas olahraga yang begitu lengkap dan tertata secara rapi dan bersih. Kota dengan jumlah penduduk sebanyak 334.870 jiwa merupakan kota terbesar nomor tiga di Bulgaria setelah Sofia dan Plovdiv. Namun kota ini menjadi pusat administrasi provinsi homonymous. Pemerintah Kota Varna tidak mengesampingkan pembangunan fasilitas sarana dan prasarana olahraga. Dengan pemenuhan fasilitas olahraga ini pemerintah Kota Varna berharap agar masyarakatnya memiliki kesehatan dan kebugaran serta prestasi diberbagai event internasional.

Mladost Sport Complex


Sebuah area dengan luas kurang lebih 4 hektar, terdapat berbagai fasilitas sarana olahraga yang diperuntukan kepentingan masyarakat. Mengingat kondisi Kota Varna memiliki empat musim, maka dalam proses pembangunannya pun disesuaikan dengan kondisi mampu di empat musim tersebut. Pembangunan fasilitas olahraga di area ini bagitu apik dan tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas untuk masing-masing jenis cabang olahraganya. Satu lokasi dengan lokasi lainnya hanya dibatasi oleh pagar jaring yang terbuat dari ram-raman besi. Agar satu dengan yang lainnya tidak saling terganggu. Di area ini terdapat lapangan sepakbola dengan ukuran kecil, kalau di Kota Surabaya lebih dikenal dengan sebutan lapangan Futsal, terdapat dua lapangan yang sangat representative.  Penggunaan rumput sintetis sebagai alas lapangan menjadikan area ini dapat dipergunakan untuk empat musim.


Pada area ini tidak hanya lapangan sepak bola, tetapi juga disekitarnya terdapat lapangan basket, lapangan voli, arena sketing, panjat tebing, squas, jalur sepatu roda, jalur bersepeda, arena cheerleading, arena BMX, in line, dan permainan anak-anak, yang semuanya dibangun dalam satu komplek. Di gapura paling depan saat akan masuk ke arena ini terdapat sebuah tulisan yang berbunyi “SPORT 4 ALL” bila kita baca “Sport for All” lebih dikenal di Indonesia sebutan ini adalah untuk “Olahraga Masyarakat”.

Kawasan fasilitas olahraga ini dibiayai sepenuhnya oleh Varna Municipality dan seluruh masyarakat dapat melakukan aktivitas di arena ini dengan tidak dipungut biaya. Kawasan ini dibangun tidak hanya untuk melengkapi fasilitas olahraga saja, tetapi juga ada fasilitas lain yang dapat dipergunakan sebagai wisata keluarga, diantaranya adalah, permainan air, lokasi out bound anak-anak. Yang kesemuanya dapat menimbulkan keinginan anak untuk bermain dan beraktivitas fisik (olahraga).

Rabu, 30 Juli 2014

Sister City, Varna City Tour

Bagian pengelaman yang juga sangat luar biasa saya alami, ketika mengunjungi berbagai lokasi wisata di Kota Varna - Bulgaria. Wisata ini merupakan rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan dari jadwal Program Sister City Surabaya dan Varna. Untuk melengkapi hasil pertemuan dengan Perwakilan Kebudayaan dan Direktorat Pengembangan Intelektual Kota Varna, maka siangnya pada hari dan tanggal yang sama, Rabu tanggal 26 September 2012 seusai makan siang, program selanjutnya adalah kunjungan ke Musium Sejarah dan Budaya Kota Varna, the Roman Baths, Archaeological Museum, dan Musium Angkatan Laut.

Museum History Varna


Museum History Varna (Musium sejarah Kota Varna) merupakan bangunan tua yang dipergunakan sebagai musium peninggalan barang-barang jaman dulu sebagai cikal bakal keberadaan Kota Varna. Temuan berupa barang-barang perhiasan dari hasil galian, yang semuanya terbuat dari logam mulia, dan juga temuan barang-barang prasejarah. Tidak hanya itu, tetapi juga terdapat sejarah penguasa dari jaman dulu hingga terbentuknya Kota Varna tergambar dengan jelas dalam musium ini. Bangunan yang sangat besar berciri khas Kota Varna, menjadikan kebanggaan masyarakat Varna.

The Roman Baths

Merupakan peninggalan Jaman Kerajaan Roma berupa puing-puing bangunan yang semula diperuntukan sebagai Gedung Tempat Mandi Pejabat Kerajaan Roma. Pada puing-puing ini masih terlihat skat-skat bekas tembok tebal, yang terdiri dari beberapa ruangan untuk mandi. Mulai dari ruang masuk, ruang ganti pakaian, ruang mandi air hangat, sampai dengan ruang sauna, dan ruang untuk mengeringkan badan. Kondisi puing-puing ini tetap dipertahankan dalam keadaan seperti itu tanpa direnovasi sama sekali. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keaslian bangunan peninggalan jaman kejayaan Kerajaan Roma. Dengan kondisi seperti ini tetap dijaga, namun ada beberapa bangunan yang terlihat akan roboh cukup di ganjal dengan sebongkah kayu besar yang cukup kuat. Sehingga, bangunan tetap dapat terlihat sebagaimana aslinya. Bangunan ini terletak di tengah-tengah Kota Varna dan dipakai sebagai tempat wisata domistik atau mancanegara.



Disetiap lorong dan petak bangunan, terdapat lukisan yang menggambarkan kondisi ruang yang sebenarnya. Sehingga, pengunjung dapat mengimajinasikan kondisi ruangan yang sebenarnya. Tampak jelas bagian demi bagian pemisah ruangan. Bahkan masih tampak alat pemanas air berupa pipa-pipa gas sebagai penghubung saluran gas yang dihasil dari pemanas tungku di ruang bagian bawah.

Delegasi Sister City Kota Surabaya dijamu Makan Malam

Sebagai ungkapan rasa senang dan menghormati pemenuhan undangan Wlikota Varna kepada delegasi Sister City Kota Surabaya, Deputy Mayor Varna Municipality Prof. Christo Bozov, M.D, Ph.D mengundang makan malan kepada delegasi sister city Surabaya di Restaurant “At The Nuns” di pinggiran pantai Kota Varna pada tanggal 25 September 2012. Tepat pukul 19.30 rombongan delegasi sister city Surabaya yang terdiri dari Soemarno, Edi Santoso, Biasworo Adisuyanto Aka, dan Fransisca Januarumi sampai ke tempat yang dituju. Kehadiran rombongan delegasi disambut  Deputy Mayor Varna Municipality Prof. Christo Bozov, M.D, Ph.D yang sudah hadir terlebih dahulu.


Turut hadir mendampingi Deputy Mayor Varna Municipality, diantaranya adalah Direktur Education, Youth and Sport, Mrs. Kaliana Popstefanova, Head of Sport Department, Mrs. Kristiana Gencheva, Kepala ahli Hubungan Internasional Varna Municipality, Mrs. Krasimira Yordanova. Jamuan makan malam diselingi dengan pembicaraan seputar kebiasaan dari masing-masing masyarakatnya. Sebagai penghormatan kami dianjurkan untuk melakukan minuman beralkohol dengan prosentase kecil/ringan. Kebiasaan masyarakat di Kota Varna adalah dengan melakukan thos dan diikuti oleh semua yang hadir. Ada diantara delegasi sister city Surabaya yang tidak melakukan acara thos tersebut karena sangat tidak terbiasa dengan minuman beralkohol.

Meeting with Director EYAS, di Varna Municipality - Bulgaria

Mrs. Kaliana Popstefanova
Direktur Education, Youth and Sport di Varna
Municipality
Pertemuan dengan Direktur EYAS inipun merupakan rangkaian kunjungan Sister City di Kota Varna, Bulgaria bersama tiga delegasi lainnya, yaitu usai penerimaan delegasi sister city Surabaya oleh Deputy Mayor Varna Municipality, Prof. Christo Bozov, M.D, Ph.D di ruang kerjanya pada tanggal 25 September 2012 tepat pukul 11.30 hingga 12.10. Delegasi yang terdiri dari Soemarno, Edi Santoso, Biasworo Aisuyanto Aka, dan Fransisca Januarumi diterima Direktur Education, Youth and Sport di Varna Municipality, Mrs. Kaliana Popstefanova sekitar pukul 13.30. Pertemuan ini sangat penting untuk dapat menggali informasi perencanaan strategi pengembangan dan pembinaan olahraga di Kota Varna. Oleh sebab itu, kesempatan baik ini benar-benar dimanfaatkan oleh delegasi sister city Surabaya untuk menggali dan mencatat beberapa program kerja yang mungkin belum dilaksanakan untuk kemajuan Kota Surabaya, khususnya di bidang olahraga.

Tidak sebagaimana Kota Surabaya, pengembangan dan pembinaan olahraga secara langsung dalam kewenangan Dinas Pemuda dan Olahraga. Di Kota Varna sedikit agak berbeda, pengelolaan berada dalam kewenangan Direktorat Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Direktorat ini memiliki kewenangan pada tiga bidang penanganan yang besar, yaitu Departemen pendidikan yang membawahi 5 Universitas, 2 collages, 6 reserch institutes, 100 schools, 2500 scientist dan schoolars, serta 36.000 siswa. Departemen pemuda lebih mengarah kepada penanganan pengembangan diri kaum muda. Ada beberapa faisiltas pengembangan pemuda yang menjadikan kebanggaan Kota Varna, diantaranya adalah terdapat Gedung Galeri Seni yang dipergunakan sebagai tempat pameran lukisan dari kaum muda Kota Varna, Gedung Pusat Pengembangan teater dan musik, Gedung pertunjukan  opera,  gedung istana teater boneka, gedung pusat festival dan konggres pemuda, gedung istana budaya dan olahraga dan masih banyak lagi termpat-tempat untuk pengembangan diri kaum muda di Kota Varna. Sedangkan Departemen  olahraga, Mrs. Kaliana Popstefanova manambahkan penjelasan tentang penanganan olahraga oleh lembaga ini adalah sebatas olahraga untuk masyarakat dan olahraga amatir. Olahraga masyarakat lebih cenderung mempunyai target sasaran sebagai upaya meningkatkan kesehatan dan rekreasi, sedangkan olahraga amatir dipersiapkan mulai dari pembibitan atlet, pembinaan sampai dengan persiapan mengikuti pertandingan, baik di tingkat Eropa sampai dengan dunia.

Pertemuan dengan Direktur Education, Youth and Sport di Varna Municipality, Mrs. Kaliana Popstefanova tidak membutuhkan waktu yang lama, kurang lebih tiga puluh menit. Walaupun demikian beberapa hal terkait dengan kegiatan pemuda dan olahraga, khususnya kegiatan olahraga dapat disampaikan dengan baik, diantaranya adalah pemenuhan fasilitas sarana dan prasarana olahraga untuk kegiatan masyarakat. Khususnya yang lebih ditonjolkan pada sebuat tempat dengan nama “The Sea Garden Park”, sebuah taman rekreasi yang di dalamnya terdapat jalan setapak dan beberapa fasilitas yang dapat dipergunakan sebagai sarana olahraga. Penyediaan fasilitas olahraga ini, dengan harapan agar masyarakat dapat memelihara kesehatan dan kebugarannya. Kesehatan dan kebugaran dapat dicapai bila kasadaran masyarakat terhadap kegiatan olahraga sudah meningkat. Peningkatan kesadaran ini tidak akan mengkin dicapai secara baik bila tidak ditunjang dengan pemenuhan fasilitas olahraga di semua tempat rekreasi.

Kesadaran masyarakat yang tinggi untuk melakukan aktivitas olahraga berdampak kepada mudahnya pencarian bibit atlet cabang olahraga. Olahraga amatir yang paling populer di Kota Varna adalah seperti sepak bola, tenis lapangan, senam, dan Mua Thai. Walaupun beberapa cabang olahraga lainnya juga mereka melakukan, seperti renang, tenis meja, karate, bola voli, basket, dll tetapi yang paling menonjol adalah senam dan sepek bola serta tenis lapangan. Pencarian bibit atlet mereka tidak sulit, karena kesadaran orang tua terhadap pentingnya berolahraga sangat besar untuk kesehatan, sehingga mereka berduyun-duyun mengantarkan anak-anaknya melakukan aktivitas olahraga, dengan harapan selain sehat juga dapat berprestasi.

Disela pembicaraan yang menarik terkait dengan pembinaan olahraga, Soemarno juga menambahkan agar dalam peningkatan program sister city antara Kota Surabaya dengan Kota Varna salah satunya saling mengundang di  event turnamen. Seperti halnya cabang olahraga senam memiliki agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun sekitar bulan Juni, yaitu Kejuaraan Nasional Antarklub dalam rangka memperebutkan Piala Bergilir Walikota Surabaya. Harapannya, mereka dapat menyertakan atlet dan pelatihnya dalam event tersebut, dan sebaliknya apabila Kota Varna mempunyai Kejuaraan Senam Juga dapat mengundang Kota Surabaya.

Usulan yang disampaikan Soemarno sebagai ketua delegasi sister city Surabaya, dsambut baik oleh Direktur Education, Youth and Sport di Varna Municipality, Mrs. Kaliana Popstefanova dan akan menjadi pertimbangan usulan kepada Pemerintah Kota Varna. Beliau juga sudah mengagendakan agar delegasi sister city Surabaya dapat bertemu dengan Kepala Departemen Olahraga Pelajar di Youth Center.

Pertemuan diakhiri dengan memberikan souvenir sebagai kenangan, baik dari delegasi sister city Surabaya maupun dari Direktur Education, Youth and Sport di Varna Municipality. Untuk selanjutnya, memenuhi anjuran Mrs. Kaliana Popstefanova untuk dapat menggali lebih banyak informasi kegiatan olahraga dan fasilitas olahraga, yaitu menemui Head of Sport Department, Mrs. Kristiana Gencheva di Youth Centre.

Jumat, 25 Juli 2014

Kunjungan Kerja Sister City Surabaya - Bulgaria

Walaupun pengelaman perjalanan ke Negara Bulgaria sudah berlalu 2 (dua) tahun yang lalu, tidak ada salahnya berbagi cerita sebagai wujud ungkapan bahagia pernah menginjakan kaki di Wilayah Eropa Timur. Kepergian ke Kota Varna - Bulgaria tersebut bukan perjalanan wisata, tetapi lebih punya makna sebagai delegasi Kota Surabaya dalam menelusuri dan bertukar pengetahuan terkait dengan pengembangan dan pembinaan olahraga. Kebetulan saja, cabang olahraga senam menjadi pilihan Kota Varna Municipility (Pemerintah Kota Varna) dalam program Sister City antara Pemerintah Kota Surabaya dan Kota Varna Bulgaria, yaitu tepatnya pada tahun 2012 yang lalu.  Sebenarnya, kegiatan ini merupakan kunjungan balasan setelah beberapa waktu yang lalu, beberapa atlet dan official Bulutangkis Kota Varna berkunjung ke Kota Surabaya selama dua minggu.


Program Sister City ke Kota Varna berlangsung mulai tanggal 23 September - 07 Oktober 2012. Adapun yang menjadi delagasi Pemerintah Kota Surabaya adalah Soemarno (Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kota Surabaya), Edi Santoso (Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya), Biasworo Adisuyanto Aka (Ketua Umum Pengkot PERSANI Surabaya merangkap sebagai pelatih senam), Fransisca Januarumi (Pelatih dan Wasit senam Internasional asal Kota Surabaya).


Kunjungan balasan ini merupakan program kerjasama Sister City dengan salah satu kota di Eropa Timur, yakni Kota Varna. Program ini terwujud melalui penandatanganan Leter of Intent (LoI) between the Government of the City of Surabaya, East Java Province of the Republic of Indonesia, and  the City of Varna, Republic of Bulgaria pada tahun 2009 yang lalu. Penandatanganan kerjasama tersebut oleh Walikota Surabaya, Bambang Dwi Hartono, dan Walikota Varna, Kiril Yordanov pada tanggal 24 Nopember 2009.

Penandatanganan Leter of Intent (LoI) ini diharapkan dapat menunjang promosi persahabatan, kesepahaman bersama serta kerjasama antara masyarakat kedua kota. LoI juga merupakan ungkapan keinginan kedua Walikota untuk membentuk kerjasama sisterCity guna mendorong peningkatan kerjasama, khususnya di bidang-bidang : ekonomi, industri dan perdangan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, transformasi, kesehatan dan rumah sakit, kebudayaan, kesenian, dan pariwisata.

Pemberangkatan empat orang delegasi Kota Surabaya ini adalah sebagaimana surat undangan Walikota Varna, Kiril Yardanov, yang menginginkan adanya peningkatan kerjasama antara Surabaya dan Varna di bidang pengembangan olahraga. Keinginan pertukaran pelatih untuk dapat memberangkatkan dua orang pelatih senam Kota Surabaya ke Varna terhitung mulai tanggal 24 September - 6 Oktober 2012.

Delegasi tiba di Bandara SOFIA, Bulgaria

Duta Besar Republik Indonesia di Bulgaria
Rombangan delegasi olahraga berangkat pada tanggal 23 September 2012, dan mendarat di Kota Varna Bulgaria pada tanggal 24 September 2012 pukul 17.00 waktu Bulgaria. Sebelum tiba di Kota Varna, rombongan memiliki kesempatan 6 jam berada di Ibu Kota Bulgaria, Kota Sofia. Kesempatan dipergunakan untuk dapat menemui Kepala Duta Besar Republik Indonesia di Bulgaria. Rombongan disambut ramah dengan jamuan makan siang di salah satu Restoran Jepang di Kota Varna.

Sebagaimana jadwal kunjungan delegasi cabang olahraga Kota Surabaya ke Kota Varna Bulgaria, dan mengingat kondisi waktu transit di bandara Sofia cukup lama yaitu kurang lebih 6 jam, maka rombongan delegasi sister city telah dijadwalkan pertemuan dengan Duta Besar Republik Indonesia di Bulgaria. Rombongan delegasi tiba di bandara Sofia tepat pukul 08.10 dan akan melanjutkan penerbangan kembali ke Kota Varna tepat pukul 16.00, dijemput oleh salah satu staf KBRI Bulgaria, Nadia langsung menuju kantor KBRI Bulgaria.


Jamuan Makan Dubes RI
Menyambut Kedatangan Delegasi Kota Surabaya
Tepat pukul 10.00, delegasi Sister City Kota Surabaya langsung diterima Duta Besar Republik Indonesia, Bapak Bunyan Saptomo di ruang pertemuan Kantor KBRI Bulgaria. Pertemuan diawali dari sambutan selamat datang dari Duta Besar RI di Bulgaria sekaligus memberikan gambaran secara singkat kondisi Negara Bulgaria, yang kemudian dilanjutkan dengan penyampaian perkenalan oleh ketua rombongan delegasi Sister City Kota Surabaya, Soemarno (Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Surabaya). Selain itu, Soemarno menyampaikan  maksud dan tujuan kunjungan ke Kota Varna yang akan berlangsung tanggal 24 September s/d 07 Oktober 2012, juga menyampaikan jadwal kegiatan selama di Kota Varna.

Setiba di Kota Varna, rombongan dijemput oleh International Relation Chief Expert, Municipality of Varna, Krasimira Yordanova dan diantar ke penginapan yang telah disediakan Pemerintah Kota Varna, yaitu Park Hotel Persey Parna, kurang lebih 20 menit dari Bandara Varna dan dekat dengan pantai Laut Hitam. Kami masing-masing mendapatkan satu kamar dengan kondisi kamar satu tempat tidur dan kamar mandi di dalam, walaupun ruang kamar tidak terlalu besar tetapi cukup nyaman dan terdapat fasilitas AC, televisi, serta kulkas.


Terhitung mulai tanggal 24 September - 7 Oktober 2012, kami berempat tinggal di hotel ini. Seluruh fasilitas makan, mulai pagi hingga malam disediakan di hotel ini.

1. Meeting with Deputy Mayor Prof. Christo Bozov, M.D, Ph.D, 
     di Varna Municipality

Deputy Mayor Varna Municipality,
Prof. Christo Bozov, M.D, Ph.D
Empat delegasi sister city Surabaya, Soemarno, Edi Santoso, Biasworo Adisuyanto Aka, dan Fransisca Januarumi disambut hangat Deputy Mayor Varna Municipality, Prof. Christo Bozov, M.D, Ph.D di ruang kerjanya pada tanggal 25 September 2012 tepat pukul 11.30. Kehadiran keempat delegasi Kota Surabaya ini adalah memenuhi undangan Walikota Varna, Kiril Yordanov terkait dengan kelanjutan program sister city antara Kota Surabaya dengan Kota Varna, Bulgaria. Penerimaan kehadiran delegasi Kota Surabaya yang dilakukan oleh Deputy Mayor Varna Municipality sangat ramah dan terkesan akrab. Hal ini menumbuhkan kesan keterbukaan dan jalinan persahabatan yang mendalam oleh keempat delegasi.

Pertemuan di awali sambutan secara langsung dari Deputy Mayor Varna Municipality, Prof. Christo Bozov, M.D, Ph.D, yaitu menyampaikan selamat datang dan menyambut baik pemenuhan undangan Walikota Varna kepada delegasi Pemerintah Kota Surabaya. Secara akrab Christo Bozov menyampaikan juga maksud dan tujuan undangan yang disampaikan kepada Walikota Surabaya adalah untuk menindaklanjuti program sister city yang telah disepakati bersama dua kota, yaitu antara Kota Varna dengan Kota Surabaya. Ucapan terima kasih yang tulus disampaikan kepada delegasi atas dukungan yang sangat berharga dengan terjalinnya kerjasama sister city sebagai wujud peningkatan pembangunan.




Dalam penyampaiannya, Christo Bozov mengatakan bahwa jalinan kerjasama ini sangat bermanfaat untuk tidak hanya Kota Varna tetapi juga Kota Surabaya dalam segala bidang. Salah satu bentuk keinginan yang saat ini akan diperkenalkan dalam peningkatan pembangunan untuk kedua kota tertsebut antara lain adalah dengan mengundang Official dan pelatih senam Kota Surabaya terhitung mulai tanggal 24 September sampai dengan 07 Oktober 2012. Selain untuk menunjukan perkembangan pembinaan dan prestasi atlet senam Kota Varna, juga ingin mendapat masukan dari Kota Surabaya atas sesuatu yang telah diperbuat Kota Varna dalam meningkatkan pembangunan di bidang olahraga.




Rabu, 23 Juli 2014

Pembina dan Pelatih Cabang Olahraga SENAM Dari Kota SURABAYA

Biasworo Adisuyanto Aka
Saat menyampaikan pelatihan senam Artistik di Gedung
Senam "Nusantara" Citraland Surabaya
Aktivitas sehari-hari yang dilakukannya, telah mengantarkan Biasworo Adi menjadi sosok yang dikenal masyarakat, khususnya  pecinta olahraga di Kota Surabaya, pejabat instansi pemerintah dan kalangan dunia usaha. Hal ini karena kiprah yang ditekuninya untuk pengembangan olahraga di kota Pahlawan tersebut. Sebagai Ketua Umum PERSANI (Persatuan Senam Indonesia) Kota Surabaya selama dua periode, yaitu periode 2006 – 2009 dan 2009 – 2013. Biasworo Adi banyak melakukan kegiatan dalam upaya pembinaan dan peningkatan atlet senam Kota Surabaya. Oleh sebab itu, berkat jasanya kemudian banyak mantan atlet hasil binaannya yang mampu mengembangkan cabang olahraga senam ini dengan baik.

Biasworo Adi, saat memberikan contoh
cara penganan latihan atlet
Sejak tahun 1986, Biasworo Adi terjun berkiprah sebagai pelatih cabang olahraga senam. Senam merupakan cabang olahraga yang sangat diminati sejak Biasworo Adi kecil. Mengingat bahwa Adi, panggilan akrab sejak kecil dari Biasworo Adi, sudah menjadi atlet senam mulai tahun 1979 s.d 1983 di awali dari Kota Padang dan pada tahun 1983 – 1985 menjadi atlet Jawa Timur. Kepindahannya sebagai atlet senam Kota Padang ke Kota Surabaya dikarenakan pada tahun 1983 orang tua pindah tugas dari Kota Padang ke Kota Surabaya sebagai pegawai Kereta Api. Prestasi sebagai atlet kurang bagus, mengingat kondisi peralatan senam yang sangat tidak mendukung dan pada saat persiapan kurang tiga bulan menghadapi PON XI Tahun 1985 di Jakarta, Biasworo Adi mengalami cidera berat di lutut kiri. Dampak yang sangat merugikan adalah tidak mampu tampil prima pada pelaksanaan PON XI/1985 tersebut di Jakarta. Akhirnya, setelah pelaksanaan PON XI berakhir, Biasworo Adi banting setir menjadi pelatih dengan bermodalkan sertifikat nasional yang diambil pada tahun 1988 di Jakarta.

Pada tahun 1985, Biasworo Adi berusaha mendirikan sebuah klub dan membina 60 orang anak-anak usia 7 – 12 tahun di Wilayah tempat tinggalnya di Sidotopo Surabaya. Artika Gymnastic’s Club yang didirikannya adalah merupakan kegiatan yang didukung oleh Warga RW IV Sidotopo secara social. Artinya bahwa aktivitas penerimaan dan pembinaan atlet cabang olahraga senam pada perkumpulan ini tidak dipungut biaya, temasuk para pelatih yang terlibat di dalam pembinaan inipun tidak mengenal bayaran. Biasworo Adi mengajak pemuda dan pemudi di Wilayah RW IV Sidotopo untuk turut serta secara sosial membangun perkumpulan ini secara baik. Berkat kerjasama dan dorongan semua orang tua atlet, Biasworo Adi  mampu memberangkatkan 3 orang atlet artistik putri terbaiknya mewakili Provinsi Jawa Timur pada Kejuaraan Nasional dan Babak Kualifikasi PON XII Senam tahun 1988 di Jakarta. Walaupun ketiga atlet artistik putri belum mampu bersaing secara baik dikancah nasional dan tidak mendapatkan medali apapun, tetapi dari keikutseraan ketiga atlet artistik putri hasil binaan Biasworo Adi tersebut Provinsi Jawa Timur mendapat jatah kuota atlet sebanya 3 atlet artistik putri dan 1 atlet putra.

Kiprahnya semakin dikenal di tingkat Jawa Timur, ketika ia mendapat kepercayaan dari Ketua Pengprov. PERSANI Jawa Timur untuk menjadi pelatih senam artistik putra pada  Pemusatan Latihan Jangka Panjang Jawa Timur di Gedung Olahraga TRI DHARMA PT. Petro Kimia Gresik Tahun 1989. Kepercayaan ini diberikan kepada Biasworo Adi, karena dianggap mampu membawa dan menangani atlet dengan baik hingga Babak Kualivikasi PON XII di Jakarta. Kepercayaan Pengprov. PERSANI Jawa Timur yang diberikan kepada Basworo Adi, tidak disia-siakannya dan berupaya mengembangkan dan lebih memperhatikan prestasi pada cabang olahraga senam ini secara baik dan serius. Kepercayaan yang diberikan Pengprov. PERSANI Jawa Timur merupakan kesempatan yang sangat langka dan tidak akan disia-siakan, apalagi ketika itu juga dipercaya mendampingi pelatih nasional TJ. Purba yang dikontrak oleh PT. Petrokimia untuk menangani atlet-atlet Klub Senam Petrokimia dan atlet Jawa Timur. Banyak atlet senam Jawa Timur diperhitungkan kemampuannya oleh daerah lain. Pada akhirnya banyak atlet senam Jawa Timur berprestasi sampai ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu Asia Tenggara pada SEA Games. Prestasi atlet murni hasil binaan Biasworo Adi ketika itu adalah saat atlet binaannya mampu menunjukan prestasi gemilangnya dengan memperoleh 5 emas, 3 perunggu pada pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) ke II di Kota Bandung, Jawa Barat. Sejak tahun 1993, Biasworo Adi diberikan tanggung jawab yang tidak mudah untuk menjadi pelatih senam artistik putra dan putri Jawa Timur sekaligus menjadi manajer tim pada persiapan menghadapi PON XIII/1996 di Jakarta.

Pada tahun 1993 itu juga, Biasworo Adi diberikan kepercayaan yang lebih berat menjadi pelatih artistik putri di tingkat nasional oleh PB. PERSANI, yang semula hanya sebagai asisten pelatih mendampingi pelatih asing Mr. Jury dari Negara Rusia sampai dengan tahun 1995. Pengalaman mendampingi pelatih asing menjadikan Biasworo Adi semakin menguasai program latihan yang benar di cabang olahraga senam. Karena banyak kesempatan yang diberikan PB. PERSANI ketika itu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan maupun membawa atlet diberbagai kejuaraan di dalam maupun di luar negeri.

Karena diterima sebagai pegawai negeri pada Tahun 1997 di Bagian Lingkungan HIdup Pemerintah Kabupaten Gresik, Biasworo Adi mengundurkan diri dari program jangka panjang PELATNAS di Jakarta. Ia kembali ke Jawa Timur sebagai pegawai negeri sipil. Namun kiprahnya di cabang olahraga senam tetap ia tekuni. Pada Tahun 1998, Biasworo Adi pindah tugas kedinasan di Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur hingga sekarang.

PENGKOT. PERSANI SURABAYA
Di samping kesibukannya tersebut di atas, Biasworo Adi juga mendirikan sekaligus dua klub senam di Kota Surabaya, yaitu Science Gymnastic’s Club dan Ajisaka Indonesia Gymnastic’s Club. Sedangkan klub terdahulu yang pernah ia dirikan dengan nama “Artika Gymnastic’s Club” sudah tidak mempunyai aktivitas lagi. Oleh sebab itu, Biasworo Adi berupaya mendirikan klub cabang olahraga senam lagi. Selain sebagai pemilik atau pengelolanya, Biasworo Adi juga turun tangan sebagai pelatih untuk dapat membimbing dan melatih anak-anak binaannya. Dengan dukungan dari mantan atlet hasil binaan Biasworo Adi, kedua klub senam tersebut dapat membina dengan baik.  Bahkan atlet dari kedua klub tersebut mampu memberikan kontribusi atlet potensi yang sangat besar untuk Kota Surabaya. Pada tahun 2005, Seluruh  pecinta dan beberapa klub cabang olahraga senam yang tumbuh di Kota Surabaya sangat menghendaki agar Biasworo Adi berkenan menjadi Ketua Umum Pengurus Cabang PERSANI di Kota Surabaya. Pada akhirnya, diawal tahun 2006 Biasworo Adi  dinobatkan dan dilantik menjadi Ketua Umum Pengcab PERSANI Surabaya oleh Ketua Umum Pengprov. PERSANI Jawa Timur. Memagang tumpuk pimpinan tertinggi di Persatuan Senam Indonesia (PERSANI) Kota Surabaya selama 2 (dua) periode, yaitu periode 2006 – 2009 dilanjutkan periode kedua tahun 2009 – 2013.

KETUA UMUM
PENGKOT PERSANI SURABAYA
Selama memegang tumpuk pimpinan sebagai Ketua Umum Pengkot. (Pengurus Kota) Persatuan Senam Indonesia (PERSANI) Surabaya, banyak hal yang telah diperbuat Biasworo Adi untuk menjadikan prestasi atlet senam Kota Surabaya lebih baik dibandingkan dengan prestasi atlet senam lainnya di Wilayah Provinsi Jawa Timur. Program kegiatan yang dilahirkan oleh Pengkot. PERSANI Surabaya, didasari dari Visi dan Misi, serta Strategi pembinaan Organisasi. Adapun kegiatan yang telah diupayakan untuk dilaksanakan adalah (1) Pengembangan Kelembagaan (2) Pengembangan Kompetensi SDM (3) Pengembangan Pemusatan Latihan (4) Pengembangan dan Peningkatan Frekuensi Kejuaraan (5) Pengembangan Fasilitas Sarana dan Prasarana Senam (6) Pengembangan IPTEK Olahraga Senam.

Melalui program pengembangan kelembagaan, Pengkot. PERSANI Surabaya berhasil menambah jumlah pembinaansenam melalui terbentuknya klub dan perkumpulan senam di Kota Surabaya. Sejak awal menjabat sebagai Ketua Umum Pengkot. PERSANI Surabaya, Biasworo Adi berhasil memberikan motivasi tumbuhnya klub dan perkumpulan senam yang semula hanya berjumlah 1 (satu) klub senam, sampai dengan berakhirnya massa periodesasi kepengurusan kedua (tahun 2013), jumlah klub dan perkumpulan senam di Kota Surabaya menjadi 13 Klub/Perkumpulan Senam.

Tidak hanya pengembangan kelembagaan yang menjadi fokus perhatian Biasworo Adi ketika menjabat, tetapi juga berupaya menerapkan secara baik dan berusaha meningkatkan kuota Pemusatan Latihan yang dikembangkan oleh KONI Surabaya, yaitu program PUSLATCAB dan SIAP GRAKK. Juga berupaya melahirkan 2 (dua) kompetisi/kejuaraan yang sampai dengan akhir massa periodesasinya (tahun 2013). Kompetisi/kejuaraan yang telah berhasil dilahirkan dan sampai dengan sekarang tetap dilaksanakan setiap tahunnya adalah KEJURNAS NASIONAL ANTARKLUB SENAM yang dilaksanakan secara baik sampai dengan yang ke VIII/2013 dan KEJUARAAN SENAM PIALA KONI SURABAYA yang ke IX/2013.

KEJUARAAN NASIONAL ANTARKLUB SENAM adalah merupakan Kejuaraan Senam yang diikuti oleh seluruh Klub/Perkumpulan/Sanggar/PPLP dan Pemusatan Latihan Senam di seluruh Indonesia. Kegiatan ini memperebutkan PIALA WALIKOTA SURABAYA. Sejak pelaksanaan kejuaraan yang pertama sampai yang kedelapan, jumlah klub dan peserta yang mengikuti dan berpartsipasi pada kejuaraan nasional ini semakin meningkat. Saat terakhir pada tahun 2013, jumlah peserta yang mengikuti kejuaraan nasional ini adalah sebanyak 408 orang dari 53 Klub/perkumpulan dan 12 Provinsi se Indonesia.

Biasworo Adi juga sangat aktif diberbagai organisasi keolahragaan lainnya di luar cabang olahraga. Tidak hanya sebagai Ketua Bidang Prestasi pada Pengprov. PERSANI Jawa Timur saja ia berkiprah. Biasworo Adi juga dipercaya menjadi Pengurus KONI kota Surabaya periode tahun 2005 – 2010 sebagai anggota Bidang Pembinaan Prestasi. Tidak sampai periode kepengurusan selesai, hanya dua tahun berjalan, Ketua Umum KONI Kota Surabaya, Ir. Alisyahbana mengundurkan diri dan terpilih melalui Musyawarah Olahraga Kota (MUSORKOT) KONI Surabaya yang menjadi Ketua Umum KONI Kota Surabaya adalah H. Saleh Mukadar periode tahun 2008 – 2012. Saat itu Biasworo Adi dipercaya memegang jabatan sebagai Wakil Sekretaris I. Begitu pula saat ada pergantian Ketua Umum KONI Surabaya karena ada larangan pasal 40 Undang Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Pada pasal 40 tersebut melarang adanya Pejabat Publik untuk memegang Jabatan Ketua Umum KONI Surabaya. H. Saleh Mukadar dengan ikhlas melepas jabatan Ketua Umum KONI Surabaya pada tahun 2010, maka puncuk pimpinan beralih dan dijabat oleh Drs. H. Soenardi sebagai Ketua Umum KONI Surabaya nelanjutkan periodesasi Ketua Umum sebelumnya sampai dengan tahun 2013. Jabatan sebagai Wakil Sekretaris I pada massa pergantian itu tetap dipegang oleh Biasworo Adi.

Biasworo Adi
Anugerah tertinggi yang diterima Biasworo Adi adalah saat pergantian kepengurusan baru KONI Kota Surabya periode 2013 – 2017. Ketua Umum KONI Kota Surabaya terpilih hasil Musyawarah Olahraga Kota (MUSORKOT) Drs. H. Yusuf Husni, Apt memilih dan menetapkan Biasworo Adi untuk dapat mendampingi dan menjaba sebagai Wakil Ketua Umum II dan merangkap sebagai Ketua Harian KONI Surabaya. Jabatan sebagai Wakil Ketua II dan Ketua Harian merupakan angerah yang tak terkira bagi Biasworo Adi. Ini merupakan kepercayaan yang sangat berat yang dipikulkan kepundaknya. Dengan berbagai pertimbangan, penunjukan sebgai Ketua Harian akhirnya Ia terima dan berupaya melakukan tugas secara baik dan bertanggung jawab.  Jabatan sebagai Ketua Harian tidak disandangnya terlalu lama, sebab kurang lebih 3 (tiga) bulan berselang setelah terbitnya Surat Keputusan (SK) KONI Jawa Timur tentang Kepengurusan KONI Kota Surabaya periode 2013 – 2017. Biasworo Adi harus mengundurkan diri sebagai Wakil Ketua Umum II/Ketua Harian KONI Kota Surabaya. Hal ini disebabkan adanya promosi jabatan Biasworo Adi pada Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur menjadi Kepala Seksi Pelestarian dan Pengembangan Olahraga Tradisional. Ole sebab itu, karena ada larangan jabatan structural pada pasal 40 Undang Undang No. 3 Tahun 2005 untuk dapat menduduki jabatan strategis di KONI Kota Surabaya, maka Biasworo Adi mengajukan surat pengunduran diri dari Wakil Ketua Umum II/Ketua Harian dan akan lebih konsentrasi pada jabatan Kedinasan di Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur. Namun dengan berbagai pertimbangan Bapak Ketua Umum KONI Surabaya, Biasworo Adi tetap diminta untuk dapat membantu kepengurusan dan diberikan tanggung jawab menjadi Ketua Bidang Pembinaan Prestasi di KONI Kota Surabaya sampai dengan akhir periode kepengurusan.

Beragam aktivitas yang dilakukan Biasworo Adi ini menjadikan ia memperoleh banyak piagam penghargaan maupun sertifikat sebagai pelatih dan Pembina senam. Bahkan pada tahun 2001, tepatnya tanggal 31 Desember 2001 Biasworo Adi diundang acara Penganugerahan Pembina dan Pelatih Olahraga Berprestasi oleh KONI Pusat di Gedung Serbaguna Senayan Jakarta. Rasa bangga yang sangat luar biasa Biasworo Adi diberi penghargaan berupa PIN EMAS Satya Karya Bina Olahraga. Penyematan disampaikan oleh Ketua Umum KONI Pusat Bapak Wismoyo Arismunadar.

Saat ini Biasworo Adi menetap di Jalan Sidotopo Lor No. 94 Surabaya. Profesi pokok Biasworo Adi adalah Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, Jl. Kayon No. 56 Surabaya. Saat ini (2014), Biasworo Adi menjabat sebagai Kepala Seksi Wawasan dan Kreativitas Pemuda Dispora Provinsi Jawa Timur.  Biasworo Adi dikenal sebagai karyawan yang  punya disiplin tinggi. Ketepatan waktu bagi Biasworo Adi merupakan tolok ukur dalam meraih keberhasilan di segala bidang. Ia belajar banyak masalah disiplin tersebut saat ia mengikuti program latihan rutin sebagai atlet senam dan pernah mengikuti program PUSLATDA Jawa Timur. Perlakuan ketat dan disiplin tinggi yang diberikan pelatih terhadap dirinya, sangat membentuk karakter dan perilaku sehari-harinya. Disiplin seperti itu pula yang diterapkannya bagi dirinya sendiri, keluarga, dan anak didiknya. Sanksi fisik selalu diberikannya kepada anak didiknya bilamana terlambat. Dan sebaliknya, bila ia terlambat anak didiknya dianjurkan untuk tidak segan-segan menegurnya. Bagi Biasworo Adi “disiplin adalah tonggak awal untuk maju”.

Minggu, 20 Juli 2014

Memimpin Wilayah Sebagai Ketua RW

Berbagai aktivitas sosial yang selama ini juga Biasworo Adi geluti adalah kepercayaan yang begitu besar diberikan seluruh Warga RW IV Kelurahan Sidotopo Kecamatan Semampir, Kota Surabaya untuk menjadi Ketua RW di Wilayah dimana selama ini Biasworo di bertempat tinggal. Tepatnya,saat ada pemilihan Ketua RW pada awal bulan Oktober 2010. Berawal dari kesulitan Panitia Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua RW IV Sidotopo akibat tidak ada satupun yang berkenan menjadi Ketua RW. Biasworo Adi yang selama ini juga punya kesibukan dalam organisasi kemasyarakat, khususnya organisasi olahraga, tidak bisa tidak harus menerima permintaan panitia dan seluruh Ketua RT 01 s.d. 12. Pada akhir tahun 2010, tepatnya tanggal 26 Desember 2010, Biaswor Adi bersama Ketua dan Wakil Ketua RW se Kecamatan Semampir dilantik secara resmi oleh Camat Semampir.

Wilayah Rukun Warga (RW) IV Kel. Sidotopo cukup luas bila dibandingkan dengan beberapa wilayah RW di Kota Surabaya lainnya. RW IV merupakan wilayah perkampungan dengan luas wilayah 3,5 H. Batasan wilayah sebelah utara berada di Jl. Sidotopo Gg. VI (RT 06), sebalah selatan hingga Jl. Sidotopo  Kidul RT 01, sebelah barat hingga wilayah RT 07 dan 08 Jl. Sidotopo Kidul  dan sebelah timur hingga wilayah RT 09 dan 10 Jl. Sidotopo Lor.

Data kondisi wilayah RW IV Kel. Sidotopo secara umum, memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.106 jiwa, yang terbagi dalam wilayah 12 Rukun Tetangga (RT) dan memiliki 6 (enam) Gang, yaitu Sidotopo Gg. I, Sidotopo Gg. II, Sidotopo Gg. III, Sidotopo Gg. IV, Sidotopo Gg. V, dan Sidotopo Gg. VI. Masing-masing Gang ditandai dengan Gapura sebagai pintu masuk.

Mata pencaharian penduduk warga RW IV Kel. Sidotopo sangat beragam, terdiri dari Pegawai Negeri (PNS, TNI/POLRI), pegawai swasta, dan wiraswasta. Namun demikian, kebersamaan dan kegotong royongan diantara mereka terbina dengan baik. Saling membantu bila terjadi permasalahan yang dapat menggaggu ketentrataman wilayah penduduk. Bahkan, ketika ada kegiatan besar hampir semua warga saling membantu dan terlibat di dalamnya. Kesan kebersamaan inilah yang terlihat menonjol dalam wilayah RW IV. Kel. Sidotopo.

Pengalaman luas yang dimiliki Biasworo Adi dalam mengelola organisasi sosial, khususnya di bidang olahraga, berupaya untuk diterapkan secara baik dalam organisasi Kepengurusan RW IV Sidotopo. Kondisi kebersamaan dengan mengedepankan sikap saling gotong royong yang sudah terbina cukup baik di wilayah RW IV Sidotopo ini masih menjadi perhatian khusus dalam kepengurusan RW IV Kel. Sidotopo Surabaya periode 2010 - 2013 di bawah kepemimpinan Biasworo Adi. Agar kebersamaan tetap utuh dan langgeng dalam keseharian mereka, maka dalam kepemimpinan Biasworo Adi berusaha memberikan aktivitas sebagai pendukungnya. Aktivitas adalah merupakan  nafas sebuah kebersamaan dalam sebuah kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, wujud nyata agar kebersamaan ini dapat terjalin dengan baik diantara warga RW IV, Biasworo Adi berupaya menyusun program kegiatan yang tidak terlalu berlebihan, sederhana tapi memenuhi sasaran tujuan menjadikan warga memiliki rasa kebersamaan. 

Aktivitas kegiatan merupakan program kerja yang dihasilkan dari penjabaran dan tindak lanjut sebuah rencana strategi (Renstra) 3 tahun. Renstra inipun dihasilkan dari Visi dan Misi Pengurus RW IV Kel/. Sidotopo periode 2010 - 2013. Sebelum penyusunan dan penetapan Visi dan Misi Pengurus, terlebih dahulu Biasworo Adi sebagai Ketua RW melakukan upaya pendataan permasalahan yang terjadi dalam lingkungan wilayah RW IV baik secara internal maupun eksternal. Permasalahan Internal tersebut ditinjau dari data beragam jenis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki warga RW IV. Sedangkan permasalahan eksternal ditinjau dari data peluang dan kendala yang ditimbulkan dari lingkunagn luar RW IV.

Penyusunan Renstra disesuaikan dengan kurun waktu periodesasi kepengurusan RW IV, yaitu selama tiga tahun. Mengingat kurun waktu periodesasi sebuah kepengurusan RW sangat singkat, tentunya dalam menyusun renstra kepengurusannya pun harus realita mampu dicapai selama kurun waktu tersebut dan diupayakan tidak terlampaui waktunya.

TATA TERTIB DAN GIAT MASYARAKAT


Sebagai upaya mentertibkan Wilayah RW IV Sidotopo, Biasworo Adi sebagai Ketua RW bersama seluruh pengurus dan Ketua RT 01 s.d. 12 berupaya menyusun Peraturan Kampung yang dituangkan dan ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK) Ketua RW. Peraturan Warga RW IV Sidotopo ini disusun berdasarkan kesepakatan yang dibangu melalui Rembuk Warga. Peraturan Warga ini terkait dengan tata tertib dan larangan serta kesepakatan besaran iuran Warga. Iuran Warga ini diperuntukan sebagai kekuatan orgaisasi, yaitu untuk kebutuhan peenuhan biaya pembayaran LINMAS, Kematian, dan kebersihan sampah.

Selain peraturan warga sebagai produk kesepakatan warga, Biasworo Adi juga didukung oleh seluruh Ketua RT 01 s.d. 12 memasang plakat-plakat berupa himbauan dan larangan untuk warga. Terdapat tulisan yang berisikan pemberitahuan WAJIB MELAPOR 1 x 24 jam bagi tamu kepada Ketua RT. Juga diberbagai Gang terdapat tulisan yang berisikan : UNTUK TERCIPTANYA KAMPUNG AMAN DAN TENTERAM, dilarang mengkonsumsi dan mengedarkan NARKOBA,  minum-minuman keras, berjudi di Wilayah RT 02/RW IV Kel. Sidotopo Surabaya.

JADWAL PERTEMUAN WARGA

Koordinasi merupakan bagian yang terpenting dari sekian banyak kegiatan yang diterapkan Kepengurusan RW IV Sidotopo Surabaya. Bentuk koordinasi yang menjadi ketetapan Warga RW IV adalah berupa (1) Pertemuan rutin Tim Penggerak PKK RW IV yang dilaksanakan setiap tanggal 4 (2) Pertemuan rutin Karang Taruna yang ditetapkan pada setiap minggu kedua (3) Pertemuan rutin Pengurus RW IV, setiap tanggal 6 yang dihadiri oleh seluruh Pengurus RW, Ketua dan Wakil Ketua RT 01 s.d 12, Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Karang Taruna, Ketua Yayasan TK. Sarinah, dan Ketua Takmir Masjid Al - Iksan Sabilillah.

KEGIATAN PEMBINAAN KERUKUNAN WARGA


Modernisasi teknologi yang ditandai dengan berkembangnya sarana komputerisasi, telah dan akan menimbulkan perubahan perilaku kehidupan masyarakat, yang semula aktif berolahraga dan rajin bergerak, menjadi pasif dan malas bergerak.Menurunnya aktivitas berolahraga akan berdampak kepada kesehatan dan kebugaran serta timbulnya berbagai penyakit. Kesadaran masyarakat akan hal ini, menimbulkan hasrat untuk merubah dan mencari berbagai kegiatan untuk bergerak aktif, berkreasi dan berolahraga sebagai alternatife pilihan. Semakin lama semakin disadari dan menjadi “tren” untuk merubah pola hidup masyarakat, agar lebih sehat, bugar dan terhindar dari berbagai penyakit. Dalam kaitan itu, olahraga merupakan sarana yang ampuh dan efektif untuk dapat mencegah dan mengatasi persoalan tersebut.

Berkenaan dengan hal di atas, salah satu wujud nyata upaya untuk melakukan keinginan tersebut, RW IV Kel. Sidotopo sebagai penggagas ide berupaya mendukung peningkatan kesehatan dan kebugaran masyarakat, khususnya bagi seluruh warga Kelurahan Sidotopo dan Kecamatan Semampir pada umumnya. Salah satu bentuk kepedulian kami terhadap seluruh warga Kel. Sidotopo yang terdiri dari 12 RW, adalah upaya mewujudkan penyelenggaran kegiatan senam bersama secara rutin dan berkesinambungan dengan semboyan “Sidotopo Bugar 2011”, yang dilaksanakan setiap hari Minggu pukul 05.30 - 07.00 wib. Gagasan ini disetujui oleh Ibu Lurah Sidotopo dengan menunjuk koordinator pelaksana senam bersama Sidotopo Bugar kepada Ketua RW IV Kel. Sidotopo

Aktivitas senam bersama berada dilokasi Sidotopo Gg. II sebagai sentra kegiatan. Lokasi ini sangat strategis dan mencukupi karena berada dipersimpangan antara Sidotopo Gg. II dan Jalan Sidotopo Kulon. Menampung lebih dari 500 peserta senam bersama. Selain itu, lokasi ini sering dilewati seluruh warga Kelurahan Sidotopo,  karena lokasi ini merupakan akses jalan menuju kantor kelurahan Sidotopo.

Namun terkadang untuk menghilangkan rasa jenuh, perlu dilakukan pengalihan lokasi pelaksanaan senam bersama. Alternatif yang menjadi pilihan terbaik adalah di Jalan Sidotopo Lor (depan Cargo Terminal). Sebenarnya, seluruh warga Sidotopo menginginkan pelaksanaan kegiatan senam bersama dilakukan di Jalan Raya Sidotopo Lor tersebut. Namun, dengan pertimbangan mengganggu lalu lintas jalan provinsi yang begitu pada, maka ijin pelaksanaan kegiatan tidak diperkenankan pihak POLSEK Kecamatan Semampir. Hal ini, tidak menjadi warga putus asa dan patah semangat, mereka tetap semangat dimanapun lokasi pelaksanaan kegiatan senam bersama dilakukan. Yang terpenting, tujuan menjadikan tubuh sehat dan bugar tetap dapat dipertahankan.

KEGIATAN PAUD

Memenuhi anjuran Lurah Sidotopo Surabaya, melalui program Posyandu RW IV Kel. Sidotopo membentuk program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan nama “Dewi Sartika”. Di bawah koordinasi Kelurahan Sidotopo Surabaya, PAUD “Dewi Sartika” didirikan pada tahun 2009. Sebagaimana penyelenggaraan PAUD pada umumnya, PAUD “Dewi Sartika” ini tidak menggunakan kurikulum baku dari Depdiknas, melainkan menggunakan rencana pengajaran yang disebut Menu Besar. Menu Besar ini mencakup pendidikan moral dan nilai keagamaan, fisik/motorik, bahasa, sosial-emosional dan seni. Panduan dalam Menu Besar ini telah dikembangkan oleh PAUD “Dewi Sartika”, berdasarkan kebutuhan dan kemampuannya.

Selain tidak menggunakan kurikulum baku, PAUD “Dewi Sartika” lebih diperuntukan bagi kalangan ekonomi miskin. Sebagaimana PAUD yang lain, biaya operasional PAUD “Dewi Sartika” diperoleh dari sumbangan dari berbagai pihak di masyarakat, tetapi itu tidak cukup untuk memenuhi honor para pendidikan, hanya diperuntukan memenuhi bahan belajar murid. Padahal, para pengajar PAUD seringkali memerlukan uang transport untuk menjangkau PAUD yang dibina. Selain itu, para orangtua murid juga meminta adanya rekreasi bersama atau pemakaian baju seragam. Untuk kebutuhan seperti ini, PAUD seringkali tidak memiliki dana. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kemudian, PAUD “Dewi Sartika” akhirnya menarik iuran sekolah. Tentunya iuran ini tidak bisa besar jumlahnya, karena para murid PAUD kebanyakan berasal dari keluarga tidak mampu.

TK SARINAH


Walaupun di Indonesia, seseorang tidak diwajibkan untuk menempuh pendidikan di TK, namun bagi warga RW IV Kel. Sidotopo bahwa pendidikan yang diawali terlebih dahulu dari proses belajar mengajar pada tingkatan usia di bawah 6 tahun sangat diperlukan. Oleh sebab itu, seksi wanita yang tergabung dalam wadah ibu-ibu PKK RW IV Kel. Sidotopo Kec. Semampir Surabaya, yang pada saat itu ketuanya adalah Ibu Suparman (almarhum) dengan sekretarisnya Ibu Asiyah, berupaya pada tahun 1953 mendirikan tempat belajar mengajar bagi anak usia dini (6 tahun ke bawah). Adapun lokasi sebagai pilihan tempat proses belajar mengajar tersebut adalah di Gedung Wira Bhakti Luhur (Balai RW IV Kel. Sidotopo) Surabaya sampai dengan sekarang.

Dengan restu bapak Ketua RW IV Kel. Sidotopo ketika itu, Bapak Ramin S., nama tempat proses belajar mengajar tersebut diberi nama “SARINAH”. Kata “Sarinah” tersebut diambil dari sebuah buku karangan bapak Ir. Soekarno (Presiden RI Indonesia yang pertama). Sampai dengan sekarang kata “Sarinah” tetap dipakai sebagai nama TK. Sarinah, yang dalam pengelolaannya di bawah sebuah lembaga yang bernama “Yayasan TK. Sarinah”. Tidak sebagaimana Taman Kanak-Kanak yang ada, TK. Sarinah yang dikelola secara profesional oleh sebuah yayasan yang kepengurusannya selalu berubah mengikuti perubahan kepengurusan Rukun Warga (RW) IV Kel. Sidotopo Surabaya. Hal ini wajar, sebab keberadaan TK. Sarinah ini didirikan oleh warga dan untuk kepentingan warga.

Biasworo Adi yang menjabat sebagai Ketua RW IV Kel. Sidotopo secara otomatis menduduki jabatan sebagai Ketua Yayasan TK. Sarinah yang punya kewajiban mengelola dan mengembangkan lembaga pendidikan anak ini sebaik mungkin. Hasil pengembangan yang dilakukan oleh beberapa Ketua RW IV terdahulu
terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas guru dan murid TK. Sarinah ini sangat baik. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaranpun dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang segnifikan. Artinya, mengalami tren peningkatan yang stabil dan tidak terjadi fluktuasi yang tajam.

Di bawah pengawasan dan bimbingan guru-guru profesional yang menangani siswa-siswi TK. Sarinah, telah menjadikan banyak anak berhasil mengikuti secara baik jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tidak hanya itu, tetapi juga ada beberapa mantan siswa-siswi TK. Sarinah yang memiliki prestasi hingga tingkat nasional, baik di bidang seni, meupun bidang pelajaran, khususnya pada bidang olahraga.

Kurikulum pelajaran yang diterapkan, selain mengacu kepada modul pembelajaran yang diwajibkan, TK. Sarinah juga mengembangkan pembelajaran peningkatan kecerdasan melalui olahraga. Karena melalui olahraga, peredaran darah dan fungsi tubuh akan berjalan secara baik. Tidak hanya kesecerdasan yang menjadi sasaran target pembelajaran, tetapi juga memiliki tujuan positif lainnya, yaitu upaya peningkatan kesehatan dan kebugaran anak prima.

PERINGATAN HARI IBU

Ir. BIASWORO ADISUYANTO AKA, MM
Ketua RW IV Sidotopo
Sesuatu hal yang berbeda dibandingkan dengan kepemimpinan Ketua RW IV Sidotopo Surabaya sebelumnya, Biasworo Adi menerapkan budaya wajib melaksanakan Peringatan Hari Ibu di Wilayah Kelurahan Sidotopo. Mementum pelaksanaan peringatan memiliki area lebih luas, yaitu tidak khusus untuk acara Warga RW IV Sidotopo tetapi perinagatan Hari Ibu Kelurahan Sidotopo. Walaupun yang memiliki gagasan adalah dari RW IV Sidotopo. Hampir keseluruhan, panitianya pun dari Warga RW IV Sidotopo. Fokus kegiatan peringatan Hari Ibu Kelurahan Sidotopo adalah pada Acara Malam Gebyar Hari Ibu, yang diisi dengan acara pokok peringatan Hari Ibu berupa sambutan sambutan dan penyerahan penghargaan kepada Ibu - Ibu berprestasi. Selanjutnya acara diisi dengan hiburan musik dan pagelaran seni budaya dari Warga RW IV dan RW lainnya di Wilayah Kelurahan Sidotopo.

Ibu Walikota Surabaya dan Ketua
Tim Penggerak PKK RW IV
Sidotopo Pada Acara Gebyar
Hari Ibu Tahun 2012
Semenjak memimpin menjadi Ketua RW IV Sidotopo tahun 2011, Biasworo Adi sudah berupaya menyelenggarakan peringatan Hari Ibu. Sebagai Panitia Pelaksana, Biasworo Adi selalu memberi kepercayaan kepada Ibu - Ibu Tim Penggerak PKK RW IV Sidotopo. Hal ini diselaraskan dengan makna peringatan Hari Ibu yang sangat membutuhkan peran dan emansipasi aktif kaum Ibu. Memberikan kepercayaan kepada Ibu-ibu Tim Penggerak PKK RW IV Sidotopo untuk melaksanakan peringatan Hari Ibu adalah sebagai upaya pembelajaran dan memberikan kegiatan positif yang penuh dengan tantangan. Hal ini mengingat bahwa untuk dapat melaksanakan kegiatan seperti ini membutuhkan biaya yang sangat besar, sedangkan keberadaan kas PKK maupun pengurus RW sangat terbatas. Tentunya, Ibu-ibu harus mampu memenej penggalagan dana secara baik.

Untuk menyukseskan acara peringatan Hari Ibu tersebut, Biasworo Adi juga merangkul semua komponen dan potensi sumber daya manusia (SDM) seluruh Warga RW IV Sidotopo di optimalkan. Seluruh Pengurus RW dan Ketua RT 01 s.d. 12 juga dilibatkan. Tidak hanya itu, semua pemuda juga dirangkul untuk dapat bergabung dan bekerjasama dengan Ibu-Ibu Tim Penggerak PKK RW IV Sidotopo untuk bekerja secara kompak dengan satu tekad... SUKSESKAN ACARA......

Ir. TRI RISMAHARINI, MT
Ibu Walikota Surabaya
Tiga tahun pelaksanaan Hari Ibu dalam kepemimpinan Biasworo Adi, sukses secara baik dengan menyelenggarakan tidak hanya cara puncak peringatan Hari Ibu dengan Panggung Hiburannya, tetapi ada rangkaian acara lan yang mendukung suksesnya acara tersebut, yaitu pelaksanaan acara BAZZAR Rakyat, dan pelaksanaan JALAN SEHAT Keluaga. Untuk pelaksanaan Jalan Sehat selalu diikuti kurang lebih di atas 3.000 peserta. Tinjauan suksesnya acara dari (1) jumah peserta Bazzar Rakyat yang semakin meningkat dan terjual habis sebelum acara selesai (2) jumlah peserta Jalan Sehat Keluarga (3) Aman dan lancarnya semua rangkaian acara (4) Dihadiri Ibu Walikota Surabaya, Ibu RISMA dan DANREM 084, Bapak Wisnu. Hampir setiap acara yang dilaksanakan oleh Pengurus RW IV Sidotopo, Ibu Walikota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini berkenan menyempatkan waktu untuk hadir dan mengikuti jalannya acara sampai dengan selesai. Keberadaan Ibu Walikota Surabaya yang selalu ada ditengah-tengah Warga Sidotopo ini, menjadikan warga Sidotopo umumnya dan khususnya RW IV Sidotopo semakin simpatik dan punya rasa kagum yang sangat mendalam.

Sampai dengan massa bakti Kepengurusan Ketua RW IV Sidotopo berakhir pada akhir tahun 2013, Biasworo Adi tetap diminta untuk dapat memimpin kembali Kepengurusan RW IV Sidotopo untuk yang kedua kalinya (periode 2013 - 2016). Walaupun hal ini sangat bertolak belakang, karena Biasworo Adi berkeinginan memberikan kesempatan kepada Warga lain untuk dapat berkiprah membangun Wilayah RW IV Sidotopo lebih baik, maka pada akhirnya Biasworo Adi mau menerima semua keputusan dan penatapan semua Ketua RT 01 s.d. 12 yang memilih dia sebagai Ketua RW IV Kel. Sidotopo Kecamatan Semampir Surabaya periode 2013 - 2016.




Kamis, 10 Juli 2014

Awal Mengenal Dunia Olahraga

Sepengetahuan Adi kecil sejak dilahirkan sampai dengan menginjak usia 11 tahun, tidak terlalu gemar dengan melakukan gerak fisik yang berlebihan. Apalagi mengikuti program latihan rutin salah satu cabang olahraga. Selain kedua orang tua tidak gemar berolahraga, juga disebabkan diseputaran rumah tidak ada lokasi berolahraga. Ketika itu, kedua orang tua Adi kecil selalu berpindah rumah. Karena Ayahanda Adi kecil bekerja di Kereta Api. Sejak lahir tanggal 25 Juni 1964 sampai dengan usia 3 tahun, lokasi rumah di Jl. Stasiun No. 1 Cirebon. Usia 4 tahun, orang tua pindah ke Jl. Rawamangun Jakarta. Kemudian ketika Adi kecil usia 5 tahun, ke dua orang tua bersama seorang kakak dan seorang adik pindah lagi ke Purwakarta, Jawa Barat. Usia 7 tahun saat masuk Sekolah Dasar, Adi kecil mengikuti kepindahan orang tuanya ke Jalan Teluk Buyung, Kota Bandung, Jawa Barat hingga usia 9 tahun (sampai kelas 3 SD di SD Kresna Bandung). Saat kelas 4 SD pada usia 10 tahun mengikuti lagi kepindahan orang tua ke Jl. Bromo – Jember, Jawa Timur. Di Kota Jember tidak lama, hanya 1 tahun, kemudian pindah lagi ke Kota Surabaya. Di Kota Surabaya menempati rumah dinas Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) di Jalan Gunung Sari No. 18 Surabaya.

Semenjak sering mengikuti orang tua pindah rumah yang diakibatkan tugas dalam bekerja, Adi kecil sulit membaur dengan kondisi lingkungan masyarakat sekitar. Selain tidak mengenal lingkungan rumah, juga berdampak tidak mempunyai teman. Kondisi seperti ini mengakibatkan lemahnya mental bersosialisasi dengan teman-teman sebaya. Aktivitas rutin selain sekolah, Adi kecil hanya bermain setiap sore diseputar halam rumah dan tidak ada kenangan yang dapat direkam secara baik.

Sebenarnya Adi kecil ketika usia 10 tahun (kelas 4 SD) gemar bermain tenis meja, tetapi diinternal rumah. Kebutulan saat menempati rumah dinas di Jalan Bromo No. 14 Jember, Ayahanda Adi kecil mendapat bantuan 1 (satu) unit meja pimpong (tenis meja). Kedua orang tua tidak menganjurkan semua putra-putranya bermain di luar, maka mema pimpong yang ada di rumah dimanfaatkan secara baik sebagai pengisi waktu luang. Berbeda dengan kakak dan adik-adiknya yang tidak terlalu suka dengan permainan pimpong, Adi kecil begitu menyukai permainan ini dan hampir setiap pulang dari sekolah teman-teman sepermainannya selalu diajak bermain. Setiap orang yang melihat permainan Adi kecil menilai bahwa Adi kecil berbakat dalam permainan pimpon (tenis meja), tetapi karena tidak ada yang menyalurkan bakat tersebut dan disekolah juga tidak ada guru yang mengarahkan, maka bakat yang dimiliki Adi kecil tidak menjadi sebuah prestasi yang membanggakan.

Bukan berarti Adi kecil selalu sakit dan tidak punya kemampuan gerak aktif, tetapi kesempatan untuk melakukan gerak aktif tersebut tidak ada yang mengarahkan. Bahkan, ketika Adi kecil berada di kelas 5 SD Santo Yosef, Joyoboyo Surabaya, kegemarannya bermain tenis meja terkesan pupus, karena tidak ada sarana pendukungnya. Kegemaran berolahraga berubah dengan diperkenalkannya permainan kasti oleh gurunya di Sekolah Dasar (SD) Katolik Santo Yosef. Kasti merupakan permainan bola kecil mirip dengan softball atau base ball. Kesukaannya dengan permainan Kasti disebabkan karena jadwal olahraga di sekolah selalu yang diberikan oleh guru olahraganya adalah permainan Kasti. Ketepatan memukul bola (saat itu yang dipergunakan adalah bola tenis) dengan tongkat pemukul, diakui oleh seluruh teman-teman paling handal. Karena setiap kali lemparan bola kepadanya selalu dapat di pukul balik secara baik olehnya. Tidak hanya itu, ketika berlaripun Adi kecil sangat gesit dan cepat. TIdak jarang tim regu dimana Adi kecil berada selalu mendapatkan kemenangan.

Tidak hanya permainan Kasti yang menjadi kegemaran Adi kecil ketika menginjak usia 11 tahun. Tetapi di luar aktivitas sekolah, Adi kecil mengikuti kegiatan renang di Kolam Renang Hayam Wuruk, Jl. Hayam Wuruk Surabaya (dekat komplek Makodam V/Brawijaya). Kegiatan olahraga renang yang diikuti Adi kecil terlihat lebih serius dibandingkan dengan aktivitas olahraga lainnya yang pernah dilakukan. Keiikutsertaan Adi kecil dengan kegiatan olahraga renang merupakan awal aktivitas serius yang diikuti. Karena ditangani dalam sebuah pembinaan klub renang Hayam Wuruk, dan pelatih yang menangani ketika itu 2 (dua) orang pelatih asing dari belanda.

Sangat disayangkan, keikutsertaan penanganan olahraga renang dalam binaan sebuah klub tidak dapat berjalan lama dan belum menunjukan prestasi apapun dalam sebuah turnamen/kejuaraan. Ketika menginjak kelas 6 SD, Adi kecil harus pindah sekolah lagi ke sekolah yang berbeda walaupun masih tetap di Kota Surabaya. Walaupun pekerjaan Ayahanda Adi kecil tidak berpindah kantor, tetapi mendapatkan rumah yang dekat dengan lokasi dimana kantor berada. Ayahanda Adi kecil ketika itu mendapat rumah dinas berada di Jalan Sidotopo Lor 41 Surabaya, sedangkan keberadaan kantor Ayahanda Adi kecil berada di DIPO Sidotopo Surabaya. Secara otomatis sekolahpun pindah dan masuk ke SD Negeri Simokerto I Surabaya.

Cabang olahraga renangpun pada akhirnya ia tinggalkan karena pindah rumah dan  sekolah. Tetapi ketika masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), Adi kecil diterima di SMP Negeri 8 Surabaya, Jl. Bungur Surabaya. Beragam aktivitas olahraga diberikan kepada seluruh siswa SMP Negeri 8 Surabaya sebagai materi olahraga. Sedangkan ektrakulikuler olahraga, sejak kelas 1 (satu) Adi kecil memilih cabang olahraga renang, dibandingkan cabang olahraga lain sebagai pilihan. Jadwal berlatih renang sebagai ekstrakulikuler SMP Negeri 8 Surabaya, yaitu satu minggu satu kali setiap hari selasa sore pukul 15.00 – 17.00 di Kolam Renang Tegalsari Surabaya. Jadwal latihan yang minim ini tidak berdampak peningkatan prestasi di cabang olahraga renang. Selain itu, program yang diberikan kepada seluruh siswa tidak mengarah kepada program latihan prestasi tetapi lebih bersifat bermain. Aktivitas berenang sambil bermain ini hingga usia Adi kecil menginjak akhir kelas 2 (dua).

Kelas 3 SMP, Adi kecil menyusul kedua orang tua dan saudara-saudaranya ke Kota Padang, Sumatera Barat yang sudah mendahului kepindahannya satu tahun sebelumnya. Di Kota Padang, Adi kecil diterima di SMP Negeri 9 Padang, Jl. Alang Lawas Kota Padang. Di Sekolah inilah Adi kecil menemukan bakat yang sebenarnya di bidang olahraga. Karena berbagai cabang olahraga pernah ia ikuti walaupun tidak sepenuhnya, tetapi berdampak kepada kemampuan yang lebih di bidang olahraga dibandingkan dengan teman-temannya di SMP Negeri 9 Padang. Setiap kali mengikuti pelajaran olahraga, Adi kecil selalu yang menonjol dibandingkan dengan teman-temannya se sekolah. Bahkan pernah olahraga guru olahraganya dikirim sebagai tim tenis meja mewakili sekolah untuk mengikuti lomba antar sekolah se Kota Padang. Walaupun tidak memperoleh peringkat juara, namun Adi kecil tetap diperhitungkan sebagai lawan yang cukup berat.

Selain tenis meja, Adi kecil juga menonjol di nomor lompat jauh dan lompat tinggi. Hal tersebut diketahui ketika pelajaran olahraga atletik diberikan oleh guru olahraganya. Nilainya selalu menonjol dibandingkan teman-temannya di sekolah. Bahkan tanpa ada yang memberikan latihan dari siapapun, Adi kecil mampu melakukan tiger sprong secara baik dan melakukan gerak salto (berputar di udara). Walaupun gerakannya tidak sempurna, tetapi Adi kecil dapat melakukan gerakan tersebut secara tepat dan dapat memukau teman-temannya. Selain gerakan salto, Adi kecil juga mampu melakukan gerakan berdiri di tangan. TIdak hanya berdiri di tangan, tetapi juga mampu berjalan dengan tangan dengan kedua kaki di atas. Adi kecil semula tidak tahu jenis cabang olahraga apa dari gerakan-gerakan tersebut yang dapat ia lakukan. Tetapi setelah Adi kecil dewasa, baru mengetahui bahwa gerakan-gerakan tersebut adalah termasuk bagian dari cabang olahraga senam.

Guru olahraganya menanyakan kemampuan melakukan gerakan salto, berdiri dengan tangan dan lain-lainnya belajar dimana, dengan lugas Adi kecil menjawab belajar sendiri tanpa ada yang melatih. Hal ini tentunya membuat sang guru olahraga terkejut, bagaimana mungkin tanpa ada yang member latihan gerakan seperti itu, tetapi dapat dilakukan dengan berani. Atas dasar bakat yang dimiliki Adi kecil, guru olahraga SMP Negeri 9 Padang tersebut merasa suka dan menganjurkan kepada Adi kecil untuk belajar lebih baik di salah satu klub senam. Klub Senam tersebut ada di Kota Padang dalam penanganan pelatih senam yang berpengalaman. Akhirnya, Adi kecil masuk dalam penanganan pelatihan cabang olahraga senam secara teratur. Adapun klub senam yang menjadi tempat latihan cabang olahraga senam adalah di Aula Sekolah Tinggi Olahraga (STO) Padang.

Pada klub senam inilah, Adi kecil mulai terlihat bakatnya secara baik. Walaupun usia awal berlatih dan mengenal cabang olahraga senam ini terbilang terlambat. Tetapi Adi kecil mampu mengikuti semua materi latihan secara baik, dan mampu melampaui kemampuan atlet-atlet senam lainnya yang sudah berlatih cukup lama. Dari cabang olahraga Senam inilah Adi kecil mengenal awal mulanya berlatih olahraga prestasi secara baik dan benar. Berbagai kejuaraanpun ia ikuti dengan hasil yang sangat menggembirakan, yaitu peringkat pertama di Kejuaraan Senam se Sumatera Barat pada tahun 1980 – 1982. Bahkan pada tahun 1982, Adi kecil pernah diikutsertakan mewakili Provinsi Sumatera Barat pada pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) di Jakarta. Selanjutnya, sampai dengan sekarang dunia olahraga senam merupakan bagian hidup yang tidak terpisahkan. Pengalaman demi pengalaman ia capai secara baik, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri. Negara-negara yang pernah ia datangi dalam kegiatan olahraga senam ini diantaranya adalah : Malaysia di Kualalumpur (tujuh kali), Thailand di Kota Bangkok (dua kali) dan Chiang May, China di Kota Guang Zo, Myanmar, Moskow (Rusia), Moldova, Romania di Kota Onesty, QARTAR di Kota Doha, dan Bulgaria di Kota Varna.