Ir. BIASWORO ADI S.A., MM |
Pengalaman pertama dan sangat
berkesan, selama 1 (satu) bulan setelah mutasi jabatan pada Bagian Aktivitas Pemuda
Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur adalah ketika mengikuti
pendampingan Ketua Kelompok Kerja (POKJA) PSP3 Pusat dari Kementerian
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) kunjungan lapangan
pelaksanaan Program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) di
Kabupaten Mojokerto, tepatnya di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto. Ini merupakan pengalaman sekaligus membangkitkan motivasi bekerja pada kewenangan tugas kantor yang baru. Sebelumnya, saya mendapat kepercayaan sebagai Kepala Seksi Pelestarian dan Pengembangan Olahraga Tradisional Bidang Pengembangan Olahraga Rekreasi Dispora Jawa Timur. Selang 1 (satu) tahun, ternyata saya dipindah tugaskan dalam kewenangan yang lain. Semula ketika mendapat tugas yang mempunyai ruang lingkup yang berbeda akan sulit menyesuaikan. Tetapi tidak lebih dari 1 (satu) bulan, saya bisa menyesuaikan diri dengan ruang lingkup pekerjaan baru, yaitu sebagai Kepala Seksi Wawasan dan Kreativitas Pemuda Bidang Aktivitas Pemuda Dispora Jawa Timur. Salah satu pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kewenangan adalah Program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan Perdesaan (PSP3). Program ini adalah Program Kementerian Pemuda dan Olahraga RI yang dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur.
SUHARDI SURYADI Ketua TIM POKJA PSP3 Pusat |
Ketika itu, yang mendapatkan
tugas dalam rangka verifikasi peserta Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (PSP3) dari Kemenpora RI adalah Bapak SUHARDI SURYADI, Pimpinan PRISMA
LP3ES Jakarta. Sebenarnya, tugas pak Hardi ke Jawa Timur tidak hanya memverifikasi
peserta PSP3 yang berlokasi di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto, tetapi seluruh peserta PSP3 angkatan XXIII, yaitu sebanyak 10 orang
yang ditempatkan di Kabupaten Mojokerto dan 13 orang yang ditempatkan di
Kabupaten Tulungagung. Sehingga keseluruhan jumlah peserta PSP3 Angkatan XXIII
yang ditempatkan di Jawa Timur adalah sebanyak 23 orang. Mereka semua, ditempatkan
di 2 (dua) Kabupaten tersebut sudah menjalankan program PSP3 selama 9 bulan
sejak bulan September 2013.
Program PSP3 ini dikembangkan
oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dengan tujuan untuk
mengakselerasi pembangunan melalui peran kepeloporan pemuda dalam berbagai
aktivitas masyarakat, terutama kaum pemuda di Perdesaan. Aktivitas tersebut
secara langsung harus berpengaruh terhadap dinamisasi kehidupan masyarakat
desa, pengembangan potensi sumber daya kepemudaan, dan sekaligus meningkatkan
kesejahteraan pemuda dan masyarakat desa. Hal tersebut juga sebagai upaya
menumbuhkembangkan kepeloporan dan kemandirian para pemuda. Melalui program
PSP3 ini, diharapkan akan dapat memperteguh komitmen para pemuda sarjana untuk
membangun desa.
Selama ditempatkan di desa,
peserta PSP3 melaksanakan tugas mengorganisir, menggerakan, dan mendampingi
masyarakat dalam berbagai kegiatan produktif di masyarakat bidang social-ekonomi,
pengembangan unit usaha jasa keuangan mikro, pengembangan nilai-nilai
kebangsaan maupun pengembangan teknologi informatika. Keempat target tersebut akan
selalu dievaluasi tingkat capaiannya secara periodik oleh Tim POKJA Pusat
kepada setiap peserta PSP3.
Oleh sebab itu, kehadiran Bapak
Suhardi Suryadi Ketua POKJA Pusat adalah untuk mengevaluasi tingkat capaian
seluruh peserta PSP3 Angkatan XXIII yang ditempatkan di Provinsi Jawa Timur.
Kunjungan ke desa-desa dilakukan selama 2 (dua) hari terhitung mulai tanggal 10
s/d 12 Juli 2014, didampingi Ir. Biasworo
Adisuyanto Aka, MM dari Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa
Timur, Fitra Abdillah, S.Pt, dan Akhmad Irsyad Habibie, SSos Dari Forum Peserta
PSP3 Jawa Timur.
Kunjungan tersebut ada 2 (dua) jenis
usaha rintisan yang dikembangkan oleh peserta yang paling menarik bagi saya,
yaitu Usaha rintisan Budidaya Ikan Bawal dan Nila di Desa Bangsal Kecamatan
Bangsal Kabupaten Mojokerto dan Budidaya Ikan Lele di Desa Gembongan Kecamatan
Gedeg Kabupaten Mojokerto. Untuk Budidaya Ikan Bawal dan Nila dirintis oleh
HENDRIK LIUFETO, S.Pd peserta PSP3 dari Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan
untuk Budidaya Ikan Lele dirintis oleh ANDRI YANTI LAPSAO, S.Si. peserta PSP3 dari
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
BUDIDAYA IKAN BAWAL DAN NILA
Lahan Budidaya Ikan Bawal dan
Nila yang dirintis oleh HENDRIK LIUFETO,
S.Pd. adala
h dengan memanfaatkan aliran sungai irigasi yang ada di desa
Bangsal. Irigasi tersebut melintas daerah pemukiman penduduk, yang selama ini
dimanfaatkan oleh penduduk sebagai tempat cuci pakaian. Melalui koordinasi yang
cukup panjang dengan penduduk sekitar, Hendrik berusaha meyakinkan kembali
bahwa Sungai Irigasi tersebut sebaiknya dimanfaatkan kembali sebagai tempat
Budidaya Ikan, dan sebagai pilihan jenis ikan yang akan dibudidayakan adalah
Ikan Bawal dan Nila sebagai percobaan pertama. Memanfaatkan lebar dan panjang
Sungai Irigasi 3 meter x 15 meter, Hendrik bersama kelompok masyarakat yang
berjumlah 47 orang secara bergotong royong membersihkan aliran Sungai dari segala
kotoran dan membuat alat penyaring kotoran sampah serta membuat penjaring agar
ikan-ikannya nanti tidak terbawa arus ke hilir.
HENDRIK LIUFETO,S.Pd. |
Ketika kunjungan, kondisi waktu
sudah berlangsung kurang lebih 3 bulan, dan kondisi Ikan Bawal dan Nila yang
dapat dilihat sangat luar biasa banyak dan besar-besar. Sebanyak + 3.000 ekor Ikan Bawal dan Nila bergerombol
menjadikan perhatian menarik tidak hanya bagi penduduk sekitarnya, tetapi juga
penduduk lain yang kebetulan lewat di lokasi tersebut. Bahkan yang menjadi daya
tarik lokasi Budidaya Ikan ini adalah, banyak penduduk yang dengan asyiknya
melihat lalu lalang Ikan tersebut sambil member makan. Makanan ikan yang
ditaburkan para pengunjung dapat diperoleh di Warung sekitar yang juga dikelola
oleh kelompok penduduk tersebut, dengan harga relative terjangkau yaitu Rp.
1.000,- satu kantong plastik. Penaburan makanan oleh penduduk sekitar dan para
pengunjung secara otomatis meringankan beban biaya pemeliharaan Ikan tersebut.
BUDIDAYA LELE
ANDRI YANTI LAPSAO, S.Si. |
Lokasi Budidaya Lele yang dikembangkan Novi
Juliana, tidak jauh dengan lokasi keberadaan dimana Novi bertempat tinggal,
yaitu di halaman Kantor Desa Gembongan. Kolam yang dibuat secara
bergotong-royong merupakan kolam sederhana, yang dibuat dari petak segi empat
terbuat dari pagar bamboo dan ditutup oleh bahan Vinil. Ketinggian kolam adalah
+ 1 meter, sedangkan panjang kolam 2 meter x 6 meter. Di halaman Kantor
Desa Gembongan terdapat 2 (dua) kolam Lele, yang masing-masing kolam berisikan +
6.000 ekor Lele.
Melihat keberhasilan rintisan peserta PSP3 ini, membuat saya semakin semangat untuk bekerja pada ruang lingkup yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, 16 (enam belas) tahun lebih saya selalu ditempatkan di Bidang Olahraga. Baru kali ini mendapatkan sesuatu yang berbeda, tetapi penuh tantangan dan motivasi..... semangat terus....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar